Minggu, 28 Februari 2010

DEWASA Vs PENAMBAHAN USIA


Dalam kehidupan kita sehari-hari selalu saja dewasa diidentikan dengan penambahan usia. Padahal tidak selalu seperti itu, bahkan banyak orang yang selalu bertambah usianya tapi tidak pernah dewasa. Masalah penambahan usia atau tua itu adalah masalah usia biologis dan itu pasti akan terjadi. Sedangkan masalah kedewasaan adalah masalah pematangan kepribadian dan pola pikir kita. Karena itu tidak semua orang dewasa itu berusia tua dan tidak semua orang yang berusia muda itu belum dewasa.

Memang agak abstrak rasanya kalau kita berbicara tentang kedewasaan. Indikator penilaiannya pun menjadi cukup rumit. Berbeda dengan usia biologi yang memiliki parameter yang sudah baku dan diakui di seluruh dunia (biasanya dalam hitungan tahun). Dalam ilmu kedokteran dikenal 2 cara pembelajaran, yaitu pembelajaran anak-anak dan pembelajaran orang dewasa. Pembelajaran orang dewasa adalah pembelajaran yang lebih aktif dan long life learning (belajar sepanjang hidup). Orang dewasa tidak akan puas dengan ilmu yang didapatnya, sehingga ia akan mencari sumber-sumber lain atau second opinion untuk menunjang teori yang baru di dapatnya. Kelihatannya mudah untuk melakukannya, tapi sangat sulit sekali untuk di terapkan di kehidupan nyata, apalagi dikalangan mahasiswa Indonesia sekarang.

Slogan long life learning sebenarnya sudah beberapa tahun yang lalu digembar gemborkan, tapi kenyataannya hanya segelintir mahasiswa yang “mulai” ngeh dengan slogan tersebut dan tidak lagi menganggapnya hanya sekedar slogan. Kelihatannya para pemuda Indonesia masih seperti paku dan palu, siap bertindak kalau diperintah atau disuruh dan kurang inisiatif. Lebih suka diberi ikan dari pada diberi pancingan. Ya, memang susah untuk merubah kebiasaan, apalagi merubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik, tapi herannya mudah sekali untuk merubah kebiasaan baik menjadi kebiasaan buruk.

Misalnya masalah sholat malam atau tilawah, mudah sekali untuk meng-“absen”-kan 1 malam tahajud kita, kemudian berlanjut ke malam berikutnya dan berikutnya sehingga akhirnya sholat tahajud itu akan terabaikan sama sekali. Emang awalnya kita anggap sepele karena hanya meng-“absen”-kan 1 malam, ya hanya 1 malam. Tapi besoknya, 1 malam lagi dan 1 malam lagi. Mungkin awalnya, kita juga memiliki alasan atau tepatnya pembenaran untuk hal itu, kecapean atau mau ujian sehingga belajar sampai larut malam dan ketiduran. Kadang, hal-hal sepele yang kita sepelekan itulah yang sebenarnya akan menjadi hal besar yang membuat kita terjerumus jauh dari Allah.

Tapi, ketika kita ingin meng-“up grade” tilawah kita jadi 1 ½ juz perhari, ada saja alasan-alasan dan pembenaran-pembenaran yang terlontar dari dalam hati kita hingga sulit sekali untuk melakukannya dan akhirnya memang tidak kita lakukan, kalau lah memang kita lakukan, hal itu menjadi tidak maksimal.

Jadi janganlah takut menjadi tua, karena menjadi tua itu adalah suatu kepastian. Tapi isilah setiap hari-hari kita, disetiap hela napas kita dengan hal yang bermanfaat bagi kita dan orang lain. Apapun yang kita lakukan, kita tidak bisa untuk menunda waktu dan menunda penuaan kita. Maka dewasalah. Dewasalah dalam segala hal. Dewasalah dalam menyingkapi hidup, karena tidak semua orang akan menjadi dewasa tapi semua orang akan menjadi tua. Insyallah kelak kita akan menjadi tua dan kita adalah calon-calon orang tua yang berkualitas. Amin ya Rabb………