Senin, 30 Maret 2009

DENDENG PUCUAK UBI

Payakumbuh, 20 Februari 2009


DENDENG PUCUAK UBI


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Hallo, namaku Priska Natalia. Aku ingin berbagi cerita nih….

Di kampungku, Payakumbuh-Sumatera Barat, yang terkenal dengan randang dan dendeng baladonya, ternyata masih ada satu lagi makanan unik dan khas yang akan membuat kita berdecak kagum dan ketagihan untuk memakannya. Kalau bertanya tentang nama makanan tersebut, aku sendiri juga nggak tau harus jawab apa, yang jelas orang-orang menyebutnya dengan “dendeng pucuak ubi” atau “dendeng daun singkong”. Soalnya dendeng balado tersebut terbuat dari daun singkong atau orang minang menyebutnya dengan daun pucuak ubi.

Jika dinilai dari bentuk dan rasanya, nggak beda dengan dendeng-dendeng balado lainnya, malahan lebih gurih dari pada dendeng balado yang terbuat dari daging sapi. Mungkin teman-teman semua nggak akan nyangka kalau dendeng tersebut terbuat dari daun singkong. Kebanyakkan, daun singkong hanya dijadikan sebagai lalapan atau sayur pelengkap, ternyata di tangan Bu Ani, begitu beliau sering disebut, disulap dan diubah menjadi makanan yang lezat dan bergizi. Jujur, saya sendiri tidak begitu suka dengan daun singkong, apalagi kalau pengolahan daun singkong tersebut tidak begitu bervariasi, palingan dicampur dengan kuah pecel atau dibuat sayur. Tapi, ini benar-benar berbeda, Bu Ani mengolahnya menjadi sesuatu yang luar biasa. Bagi vegetarian yang kepingin makan dendeng, nggak perlu khawatir lagi deh, kamu-kamu semua bisa nyobain dendeng buatan Bu Ani ini.

Usaha “dendeng pucuak ubi” ini baru dirintis Bu Ani pada awal tahun 2009 ini, walaupun ide-ide kreatifnya udah muncul sejak beberapa tahun yang lalu. Pemasarannya pun masih terbatas di daerah Payakumbuh dan sekitarnya saja. Tapi para perantau-perantau Payakumbuh udah ada yang membawa “dendeng pucuak ubi” ini sebagai buah tangan, baik itu ke Batam, Pekanbaru ataupun ke Jakarta. Untuk harga yang ditawarkan oleh Bu Ani sangat terjangkau sekali hanya Rp 2.000/bungkus kecil atau Rp 50.000/kg. Banyangin aja dalam bungkus kecil tersebut ada beberapa potong dendeng, sedangkan harga dendeng daging sapi biasanya Rp 6000/potong. Wuih…. selain enak, bergizi, gurih ternyata murah juga….

Penasaran gimana enak dan gurihnya “dendeng pucuak ubi” ini? Karna itu, datang ke Payakumbuh and cobain gimana gurihnya rasa dendeng tersebut. Dijamin ketagihan deh….. Khas Payakumbuh loh…

Ok, aku tunggu ya kedatangannya di Payakumbuh-Sumatera Barat. Da…da...

Terima kasih….


AKU Vs BUNG HATTA


Aku ingin menulis

Menulis tentang diri ku dan diri mu

Aku menulis untuk mu, Bung !

Akan ku tulis tentang kau dan tulisan mu

Dan tentang aku dan tulisan ku


Bung !

Bung Hatta

104 tahun yang lalu kau hadir

Bukittinggi tepatnya

H. Muhammad Djamil bapak mu

Kau suka menulis


Bung !

Priska nama ku

18 tahun yang lalu aku hadir

Payakumbuh kotaku

Ayahku Yusrizal

Aku pun suka menulis

Menulis puisi apalagi


Bung !

Puisi ini untuk mu

Untuk mengenang dirimu

Diri yang takkan dilupakan

Kepribadian mu yang akan selalu dikenang

Kesederhanaan yang selalu menemani


Tapi, Bung !

Aku heran ...

Kenapa negeri mu yang dahulu kaya

Kaya dengan cadiak pandai

Tempat belajar urang rantau

Ramai dengan remaja yang kreatif

Sekarang tak berkibar lagi


Bung !

Kau tetap menempati ruang hatiku

Sudah kuabadikan kau dalam tulisan ku

Setiap ku tulis kata demi kata

Aku membayangkan kau akan membaca tulisan ku


Bung !

Aku bisa baca hasil karya mu

Kau penulis yang handal

Aku bisa hayati maksud tulisan mu


Namun ...

Siapa yang akan membaca tulisan ku?

Aku bukan siapa-siapa

Aku tidak cantik !

Aku tidak kaya !

Aku bukan pejabat !

Aku bukan seorang pahlawan !

Aku bukan siapa-siapa !!!


Tapi aku suka menulis

Menulis puisi apalagi

Ku tau kau takkan bisa membaca puisi ku

Itu mustahil, Bung!


Tapi kuharap

Bung Hatta - Bung Hatta yang lain akan membaca puisi ku

Buah karya ku ...

Tulisan ku ...


Ya, itulah aku dan tulisan ku

Tak sebagus tulisan mu, Bung !

Tapi itulah aku

Aku yang tidak cantik dan tidak kaya

Namun aku suka menulis

Menulis puisi

Seperti mu, Bung !

Tapi aku bukan lah kamu ...

Karena ...

Aku adalah AKU ...


Gimana puisinya????

He...he... sebenarnya ini pernah ku ikutkan dalam lomba memperingati
104 tahun bung Hatta, tapi nggak menang. Tapi nggak apa-apa, yang penting aku bisa berkarya, iya nggak?!?



Sabtu, 28 Maret 2009

DENGARLAH KISAH KAMI


Padang, 2 Agustus 2008

DENGARLAH KISAH KAMI

Saat kau langkahkan kaki

Akupun langkahkan kaki

Dimana saat itu kita tak kenal jati diri

Masa-masa itu kita sebut BAKTI


Hari demi hari kita lewati

Scenario demi scenario kita pecahi

Blok-blok pun berganti

Hingga tibalah waktu inagurasi


Coba kembali renungi

Saat dimana kita masih sendiri-sendiri

Tak kenal teman, senior dan dosen disini

Saat kita acuh tak acuh, mementingkan ego sendiri


Ternyata hampir setahun kita bersama merajut mimpi

Banyak sekali yang sudah kita temui

Senior yang galak,lucu bahkan tak sedikit yang selalu berikan empati

Teman yang nakal,cuek,kasar, lembut, suka sakit hati

Namun itulah yang kan warnai persahabatan kita nanti


Walau kadang hati ini salah persepsi

Namun sebenarnya ia tak bermaksud untuk menyakiti

Karena seorang saudara, itu sehati

Dan takkan pernah mau menyakiti saudara sendiri


Ketika tangan-tangan itu mulai berpeganggan

Bahu membahu membuat benteng pertahanan

Siapapun takkan bisa menyusup dan melawan

Karena kita telah terima semua kekurangan


Jangan pernah sedih dengan kekurangan itu

Karena kekurangan bisa menjadi senjata terjitu

Sudah lupakan yang telah berlalu

Karena kemaren sudah menjadi sejarah dahulu


Segera hapus saling menyalahkan

Bukalah lembaran baru yang menyenangkan

Karena badai itu telah berlalu dan lupakan

Sekarang bersama kita menuju masa depan

Namun kita pasti rindu DC 2008


Di ikuti dengan nyanyi “project pop”

Kamu sangat berarti

Istimewa di hati

Slama nya rasa ini

Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing

Ingatlah hari ini

Padang, 2 Agustus 2008

ALL ABOUT US

Saat lensa mulai mengabur

Saat tulang-tulang sudah tersusun

Ya, rangka tubuh itu hampir jadi

Namun pandangan kami masih belum berinti


Waktu cepat sekali berganti

Hingga tibalah hari ini

Ketika tubuh itu mulai berdiri

Mencoba berjalan bahkan berlari


Hampir satu tahun rangka itu dibentuk

Banyak bakteri yang selalu mengrogoti

Apakah kumpulan tulang-tulang ini kena kutuk

Ataukah memang semua ini harus dijalani


Perlahan-lahan namun pasti,… makrofag mulai beraksi

Memakan bakteri tanpa permisi

Namun kadangkala tulang itu patah kembali

Sehingga tertatih tubuh menopang diri


Sahabat,… tubuh itu takkan lengkap

Walaupun hanya satu tulang yang tak ditempat

Tulang lain takkan bisa kerja rangkap

Walau sudah mencoba dengan kuat


Hai tulang-tulang yang berserakkan

Cepat kembali ke tempat

Rangka tubuh itu harus terbentuk

Karena hari inilah waktunya, waktu disaat rangka itu akan hidup


Hai, tulang-tulang yang rindukan pulang

Setelah sekian lama berjalan berkelana

Sekaranglah waktunya kita untuk menyerang

Robohkan benteng yang tak bermenara


Lihatlah, hanya dengan satu kepalan tangan

Benteng itu kehilangan pegangan

Hancur luluh terlupakan

Ditiup terbang angin persahabatan


Akhirnya badai telah berlalu

Ombakpun mulai tenang

Burung camar kembali berlagu

Sebagai tanda tulang-tulang itu sudah pulang


Begitu juga dengan kita

Ini bukanlah akhir dari semuanya

Karena ini adalah awal dari segalanya

Awal… dari suatu persahabatan SEJATI


Diikuti oleh nyanyi “sahabat sejatinya” sheila on 7



Ini adalah puisi yang ku buat hampir satu tahun yang lalu, tepatnya 2 Agustus 2008. Yang rencananya akan aku bawakan pada inagurasi DC 2008.

Ya, namanya rencana nggak semua nya berjalan sesuai kehendak kita, karena Allah lah yang mengatur semuanya, singkat cerita puisi ini nggak sempat aku bacakan saat inagurasi tersebut.

Dari pada nggak ada yang baca, lebih baik aku posting di blog ku aja. Selamat membaca. Puisi ini spesial untuk semua rekan-rekanku angkatan 2007.

Hidup 2007 !!!

Oh ya, buat adek-adek 2008, semangat ya…. Mudah-mudahan DC 2009 nya berjalan lancar.

Amin…