Rabu, 15 Maret 2017

IMUNISASI, PERLU KAH?


Assalamualaikum Wr. Wb.

Sudah cukup lama...lama...lama... Saya tidak menengok dan memperbaharui isi blog saya ini. Banyak alasan yang mungkin bisa memicu keadaan tersebut, salah satunya status baru saya yang sudah berubah menjadi ibu-muda-baru.

Oke, karena suatu triger tertentu, akhirnya saya memutuskan untuk "menghidupkan" blog saya lagi. Semoga bisa memberikan manfaat bagi orang-orang yang membacanya. Serta bisa memicu dan mendorong saya untuk terus belajar-membaca-menulis sehingga bisa sharing dengan teman-teman diseluruh belahan bumi Allah ini.

"Sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita"

"Salah satu amalan yang takkan terputus nantinya adalah ilmu yang bermanfaat". Semoga ini bisa dimasukan dalam golongan amalan yang takkan terputus. Aamiin…


Ok, lanjuuttt..... Cukup sekian prolog nya. Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi cerita tentang IMUNISASI. Banyak para ibu-ibu muda seperti saya ini yang masih ragu dengan imunisasi, apalagi setelah kejadian vaksin palsu yang benar-benar menyentak kalangan kesehatan di Negara Indonesia ini. Bagaimana kesudahan kasusnya??? Saya juga nga tau persis, kayanya nga setenar kasus kopi sianida dan kasus penistaan agama. Ok, skip.... Eh, sebentar... Barusan ada kata imunisasi dan juga vaksin, sebenarnya apasih bedanya? Apakah sama imunisasi dengan vaksinasi?



Sebagai seorang ibu-ibu muda yang baru punya 1 orang anak, kadang bertanya-tanya dalam hati..."Aman nga sih imunisasi? Kok ada anak tetangga yang udah imunisasi campak, tapi tetap kena campak ya? Berarti sama aja donk imunisasi dan nga imunisasi, sama-sama bisa sakit"  Begitulah sedikit suara hati ibu-ibu muda yang galau dengan masalah imunisasi ini. Dan nga jarang juga para ibu-ibu mudah lebih senang bertanya pada om google ketimbang "ahlinya".

Masalah imunisasi ini nga hanya menjadi pertanyaan bagi para mahmud (red-mamah2 muda), tapi juga menjadi pertanyaan bagi calon pengantin. Yang udah jadi mahmud pasti familiar dengan istilah suntik catin donk. Yup, udah beberapa calon pengantin yang bertanya kepada saya tentang keamanan dan kegunaan suntik catin. Banyak isue yang berkembang dimasyarakat kalau suntik catin sama dengan suntik kb, sehingga para calon pengantin yang menjalani suntik catin sebelum menikah akan susah punya anak. Hmmm.... Bener nga? Para mahmud2 juga pernah ragu mau suntik catin kaann? Tapi, sebenarnya apasih suntik catin itu? Insyallah, kita akan sharing di postingan kali ini. Semoga bermanfaat.


IMUNISASI
By: dr. Priska Natalia


APA ITU IMUNISASI…

Imunisasi berasal dari kata Imun yang berarti kebal atau resisten. Menurut Depkes RI tahun 2005, Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.

Imunisasi berarti suatu proses memunculkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit tertentu.1 Imunisasi menginduksi agar terbentuk imunitas / kekebalan tubuh dengan berbagai cara, baik aktif ataupun pasif.


Bagan 1. Pembagian Imunisasi

Berdasarkan bagan diatas, Imunisasi dibagi menjadi 2, yaitu:
1.        1. Imunisasi Pasif
2.      2. Imunisasi Aktif


Imunisasi Pasif yaitu proses mendapatkan kekebalan tubuh dengan langsung memasukan Antibodi kedalam tubuh. Imunisasi pasif hanya bertahan beberapa bulan saja. Tujuan imunisasi pasif ini adalah untuk mencegah dan menghilangkan efek dari infeksi atau toksin (racun) penyebab suatu penyakit. Imunisasi pasif juga didapat melalui antibodi ibu saat dalam kandungan melalui plasenta. Imunitas ini dapat melindungi bayi pada usia 1 bulan kehidupan dan berkurang jumlahnya sampai usia 1 tahun.1

Indikasi utama pemberian imunisasi pasif, yaitu:1
1.        1. Anak-anak dengan immunodefisiensi (daya tahan tubuh rendah) yang memiliki  kesulitan dalam membentuk antibodi.

2.      2. Seseorang yang terkena penyakit infeksi atau seseorang yang memiliki resiko untuk terkena penyakit infeksi dimana mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk membentuk antibodi dari respon pemberian vaksin. Seperti pada kasus pemberian ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang tertusuk paku berkarat, atau suntik meningitis bagi jemaah haji atau umbroh yang pergi ke Mekah.

3.     3. Seseorang dengan penyakit infeksi dimana pemberian imunisasi pasif merupakan salah satu pengobatan spesifik untuk penyakit tersebut. Contohnya pasien yang sudah didiagnosis Tetanus salah satu pengobatannya adalah dengan pemberian ATS atau Tetagam dengan dosis tertentu.


Imunisasi Aktif yaitu proses mendapatkan kekebalan tubuh dengan memasukkan organisme (Antigen) baik keseluruhan ataupun hanya bagian dari orgenisme tersebut untuk menstimulasi/merangsang pembentukan sistem imun (Antibodi).

Beberapa bahan yang digunakan pada imunisasi aktif:1
a.      1. Mikroorganisme yang dimatikan (seluruh bagian tubuhnya), contohnya: imunisasi polio dan hepatitis A.

b.     2. Bagian tertentu dari mikroorganisme, contohnya: imunisasi pertusis, HPV, dan Hepatitis B.

c.     3. Kapsul polisakarida dari mikroorganisme, contohnya: Pneumokokal dan meningokokal.

d.     4. Mikroorganisme yang dilemahkan, contohnya: campak/measles, gondongan/mumps, cacar/varisela, rotavirus dan influenza.

e.     5. Toxoid yaitu toksin dari mikroorganisme yang sudah tidak berbahaya lagi tapi masih bisa merangsang pembentukan antibodi, contohnya: tetanus dan difteria.



APA SIH BEDANYA IMUNISASI DAN VAKSINASI?

Vaksinasi adalah tindakkan pemberian vaksin. Menurut Kamus Kedokteran Dorland 2012, vaksinasi adalah menyuntikan suspensi mikroorganisme yang dilemahkan atau dimatikan yang berguna untuk pencegahan atau pengobatan penyakit menular. Jadi vaksinasi merupakan bagian dari imunisasi, yaitu imunisasi aktif.



TAPI KENAPA YA, ANAK SAYA MASIH TETAP SAKIT WALAU SUDAH DI IMUNISASI?

Yup, itu sangat mungkin terjadi. Seperti yang sudah kita jelaskan diatas, imunisasi adalah suatu proses untuk merangsang kekebalan tubuh. Pemberian imunisasi saat balita tidak menjamin kekebalan seumur hidup, sehingga perlu vaksinasi booster. Namun imunisasi terbukti efektif dan aman untuk meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif terhadap penyakit tertentu. Jadi terjadi peningkatan kekebalan pada anak yang telah diimunisasi, sehingga jika dia sakit maka dia tidak akan sakit parah karena antibodi spesifik terhadap penyakit tersebut telah terbentuk.

Jadi jangan heran kalau anak yang sudah diimunisasi juga bisa terserang penyakit, namun penyakitnya lebih ringan dari pada penyakit yang menyerang anak yang tidak diimunisasi.



AMAN NGA SIH IMUNISASI ITU? KENAPA ANAK SAYA DEMAM SETELAH DIIMUNISASI YA?

Secara empiris dan penelitian yang telah dilakukan, Imunisasi tergolong tindakan yang aman. Walaupun tidak dipungkiri dapat memberikan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Kenapa ada anak yang demam setelah imunisasi? Demam disini termasuk dalam KIPI.

Diatas telah kita jelaskan mekanisme dari imunisasi ini, khususnya imunisasi aktif. Yaitu merupaka proses memasukkan mikroorganisme, baik yang dimatikan ataupun yang dilemahkan, baik mikroorganisme itu secara utuh atau hanya bagian dari mikroorganisme tersebut (seperti toksinnya, kapsul polisakaridanya, dll). Sehingga jika daya tahan anak tidak begitu bagus, mikroorganisme (antigen) yang dimasukan tersebut akan menyebabkan sakit (demam) pada anak. Tapi tidak parah karena sudah dilemahkan atau dimatikan, namun tetap bisa merangsang sistim imun tubuh untuk menghasilkan antibodi yang spesifik terhadap penyakit tersebut.

So,,,, jangan cemas kalau anaknya demam setelah diimunisasi. Itu suatu reaksi yang wajar. Karena itu anak-anak setelah imunisasi sering dibekali obat demam (parasetamol). Trus, salah satu syarat agar anak bisa diimunisasi adalah tidak dalam keadaan sakit. Kenapa?? Karena saat anak sakit daya tahan tubuhnya sedang turun, maka tujuan kita memberikan imunisasi (untuk mendapatkan antibodi spesifik) tidak akan tercapai, malah anak akan bertambah sakit dan lemah.

Jadi ibu-ibu muda tersayang, jika anaknya sakit saat jadwal imunisasinya, jangan lupa untuk reschedule lagi dan segera dibawa ke fasilitas kesehatan setempat saat anak sudah pulih kembali.



TAPI SAYA MASIH TAKUT AH BAWA ANAK SAYA IMUNISASI. VAKSINNYA NGA HALAL.

Hmmm….. untuk kehalalan vaksin yang digunakan, akan kita bahas di postingan perikutnya ya Ibu-ibu muda cantik, pintar nan sholehah.



TRUS TENTANG SUNTIK CATIN ITU GIMANA? PERLU NGA SIH?

Perlu. Kalau ibu-ibu dan calon pengnantin nanya ke saya secara pribadi, maka itulah jawaban saya, PERLU. Kenapa??? Karena suntik catin adalah imunisasi Tetanus Toksoid (TT), yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan pada infeksi Tetanus yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang menyerang otot rangka. Penyakit ini disebut juga Lockjaw karena terjadi kejang pada otot rahang sehingga rahang seperti terkunci.

Pertanyaannya, kenapa harus suntik TT sebelum menikah? Secara logika jawabannya untuk mencegah infeksi tetanus. Lah kok harus pada catin? Jadi bakteri yang bernama Clostridium tetani merupakan bakteri anaerob (dapat hidup hanya dilingkungan yang tidak ada oksigennya). Sporanya dapat hidup bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan. Jika bakteri tetanus masuk kedalam tubuh manusia, bisa terjadi infeksi baik pada luka yang dalam ataupun luka yang dangkal. Nah, setelah menikah, wanita dan pria melakukan hubungan suami istri dan saat pertama kali berhubungan umumnya alat kelamin wanita mengalami luka akibat selaput dara (hymen) robek. Luka ini pun bisa jadi jalan masuk bakteri tetanus.

Kemudian…. Selain melindungi diri sendiri, juga untuk melindungi calon si buah hati, yang mungkin paada sebagian pasangan merupakan “anak emas”. Pada proses persalinan, terjadi perlukaan pada ibu (dijalan lahir) dan janin (tali pusar) yang membuka jalan untuk terjadinnya infeksi bakteri tetanus tersebut sehingga bisa menyebabkan Tetanus Neonatorum (yaitu tetanus pada anak yang baru lahir). Yang menyebabkan timbulnya gejala infeksi adalah racun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri tersebut, bukan bakterinya.

Oh ya, ibu-ibu tau nga kalau kita bisa terlindung selama 25 tahun dari tetanus dengan suntik TT? Penasaran kan,,, pengentau ya,,,,. Jadi untuk bisa mendapatkan perlindungan optimal, kita harus melakukan suntik TT sebanyak 5 kali dengan jadwal yang benar dan teratur (jadwalnya bisa dilihat ditabel dibawah). Jika suntik TT sudah lengkap 5 kali, dengan jadwal sesuai anjuran, maka ibu-ibu bisa terlindung dari tetanus untuk kurun waktu ±25 tahun mendatang.


Tabel 1. Jadwal Pemberian TT pada Wanita Usia Subur


So,,,, suntik catin bukan KB terselubung ya….. Gimana??? Masih ragu buat suntik catin dan memberikan imunisasi pada anak anda? Hmmm…. Minimal imunisasi dasar yang sudah difasilitasi oleh pemerintah jangan ketinggalan ya…., gratis loh…. mau cari kemana lagi? ^_*

Ini jadwal Imunisasi Dasar 2017 yang dikeluarkan oleh IDAI


Tabel 2. Jadwal Imunisasi Anak 2017









DAFTAR PUSTAKA

1.     Orenstein, W dan Pickering, L. 2007. Immunization Practices. Kliegman: Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Saunders, An Imprint of Elsevier: Philadelphia.

2.    Kamus Kedokteran Dorland.

3.    ________. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Departemen Kesehatan RI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar