Waduh, aku baru sempat nulisin berlusin-lusin pengalaman ku di LKMM ISMKI wilayah 1 sekarang. Maklum orang sibuk (cie.... sibuk apa nya buk??? perasaan tidur melulu....). Banyak banget rasannya hal-hal menarik yang akan aku sampaikan dari masalah-masalah yang menegangkan urat saraf ampe masalah-masalah yang melonggarkan urat saraf, benar-benar membuat sakit saraf, he...he... Ngak ding, becanda doang.
Oke, sebelum aku menuangkan semua unek-unek ku selama beberapa minggu ini yang akan aku bagi kedalam beberapa judul (waduh, emang mau nulis buku buk??? mau nya tuh...), terlebih dahulu aku mau nge posting tugas-tugas ku selama LKMM ISMKI wilayah 1.
Coba renunggi........
MOTIVATION LETTER
LKMM adalah kependekan dari Latihan Kepemimpinan dan Managemen Mahasiswa. Suatu metamorfosis dari LDK yaitu Latihan Dasar Kepemimpinan. Dengan menyisipkan pelatihan manangemen, LKMM insyallah lebih lengkap dari pendahulunya (LDK). Jika ditanya tentang alasan mengikuti LKMM, saya yakin jawaban yang akan keluar dari mulut peserta LKMM ini beragam sekali. Mulai dari keterpaksaan, iseng, sekedar melanjutkan jenjang LKMM, cari teman atau hanya sekedar jalan-jalan. Tapi, dari sekian alasan yang saya paparkan di atas, ada satu kata penting lagi yang akan meluncur dari setiap kata-kata peserta LKMM. Apakah itu? Ingin mendapatkan materi dan pengalaman yang berharga tentang kepemimpinan dan managemen, khususnya di bidang bermahasiswa. Paling tidak, secara teori itulah tujuan yang akan di lontarkan oleh peserta LKMM wilayah ini. Begitupun saya. LKMM ini saya jadikan semacam pelatihan khusus yang hanya didapatkan oleh orang-orang khusus saja. Dan salah satu orang yang beruntung untuk mengikuti pelatihan itu adalah saya. Betapa beruntungnya saya, dari berjuta-juta mahasiswa di Sumatera, saya diutus sebagai delegasi Unand untuk mendapatkan suatu ilmu yang mungkin tidak saya dapatkan jika saya tidak mengikuti acara ini.
Bisa dibilang, LKMM tahun ini adalah LKMM yang penuh aspek yang bisa menganjlokkan motivasi saya ke titik paling dasar untuk mengikutinya. Kenapa? Karena banyak sekali rintangan yang menghalanginya. Mulai dari masalah akademis, masalah dana dan masalah perizinan kuliah. Tiba-tiba saja peraturan begitu ketat. Saya sempat bimbang dan pesimis untuk mengikuti acara ini. Ingin rasanya membatalkan pendaftaran nama saya sebagai delegasi Unand. Tapi dibalik itu semua, saya kembali menata hati dan berpikir jernih. Mempertimbangkan skala prioritas. Menilai keuntungan dan kerugian, baik buruk, pantas dan tidak pantas. Saya mulai memotivasi diri saya sendiri. Mulai untuk meluruskan niat kembali. Karena banyak hal lain yang harus kita pelajari dalam hidup ini, bukan hanya teori dan teori. Namun skill untuk berhubungan dengan orang lain, mencoba untuk menjadi seorang pemimpin ataupun yang dipimpin. Merusaha untuk menerima pendapat orang lain atau mencari solusi untuk sebuah masalah. Karena dalam setiap tarikan nafas kita, kita akan menemukan masalah yang harus kita selesaikan. Dan sunatullahnya, setiap kita adalah seorang pemimpin, paling tidak kita akan memimpin diri kita sendiri. Karena itu, saya menjadi motivator bagi diri saya sendiri. Selain sang pemilik nyawa yang merupakan motivator sejati saya. Tak kan bisa saya berbuat apa-apa tanda Dia….. Allah SWT…….
IDEALISME MAHASISWA KEDOKTERAN DAN TANTANGAN DI MASA KINI
Oleh : Priska Natalia (Fakultas Kedokteran)
Mungkin banyak diantara kita yang telah lupa bagaimana sesungguhnya perjuangan mahasiswa kedokteran Indonesia saat masa penjajahan, merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan. Mahasiswa kedokteran saat itu bergerak dan selalu bergerak untuk mencapai dan mewujudkan impian seluruh rakyat Indonesia. Mereka menjadi traiger untuk semua bentuk kegiatan yang pada umumnya bukanlah gawean dari seorang dokter. Pada saat itu mahasiswa kedokteran berfungsi sebagai sentral dan ujung tombak pergerakan mahasiswa. Menjadi penyulut munculnya analisis permasalahan sosial, kebijakan apalagi masalah kesehatan yang saat pelik saat itu.
Saat ini, mahasiswa kedokteran kehilangan rasa itu. Dimana idealisme yang seharusnya muncul untuk selalu berusaha dan berusaha, namun sekarang banyak yang lebih suka mengemban sikap apatis, studi oriented, nonorganisatoris dan introvert yang memicu percepatan pudarnya idealisme mahasiswa kedokteran tersebut.
Image baru yang dibentuk oleh mahasiswa kedokteran saat ini, benar-benar mengenyahkan sikap kepemimpinan dan telah dirintis tertatih-tatih oleh para pendahulu. Sayangnya keadaan yang sudah mulai membaik, bahkan sangat baik dari pada zaman penjajahan dulu, tak bisa dijadikan suatu predisposisi untuk meningkatkan semangat juang menjadi penyulut tersebut, malahan bertambah hilang dan lari dari apa-apa yang telah digariskan dan ditoreh bertahun-tahun yang lalu.
Pertanyaannya, apa yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda yang bukan suatu kebetulan mewarisi tatanan tersebut? Apakah kita akan terus menjadi apatis, hanya study oriented, introvert dan hanya memikirkan kepentingan pribadi? Tidak kawan, tugas kita bukan hanya itu. Kita hidup tidak hanya untuk diri kita sendiri tapi untuk orang lain. Mulailah kembali bergerak, melangkah, walau kita harus tertatah dan merangkak dulu, itu tidak masalah yang penting kita berubah dan mewujudkan semua idealisme itu dalam suatu tindakan nyata. Karena tantangan masa kini bagi mahasiswa kedokteran adalah dirinya sendiri.
ISMKI WILAYAH 1, SATU TEKAD, SATU MISI DAN SATU AKSI
ISMKI kependekan dari Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia. Ia adalah suatu wadah bagi mahasiswa kedokteran di seluruh Indonesia untuk menyatukan presepsi, ide dan karya demi kemajuan bangsa. Untuk lebih memfokuskan pergerakan ini, ISMKI dibagi menjadi beberapa wilayah serta Pulau Sumatera sendiri termasuk kedalam ISMKI Wilayah 1. ISMKI wilayah 1 melingkupi 12 universitas di sumatera, mulai dari yang paling utara sampai yang paling selatan.
ISMKI, bukanlah suatu pergerakan mahasiswa kedokteran yang seumur jagung, tapi ISMKI sudah memiliki pengalaman hidup yang cukup panjang dan berliku. Pelakon di dalamnya pun terus berganti, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan pun terjadi, mulai dari perubahan-perubahan kecil sampai perubahan-perubahan besar. Dengan datangnya generasi-generasi baru yang mengantikan kedudukan pendahulunya, dari sana muncul juga gebrakan-gebrakan baru, baik itu gebrakan meningkatkan kiprah ISMKI atau bahkan malah suatu gebrakan yang mungkin melemahkan semangat juang mahasiswa-mahasiswa kedokteran untuk bergerak di organisasi ini.
Ya, sekarang akan muncul lagi generasi-generasi baru yang akan menerima warisan kepengurusan ISMKI, tak hanya menerima tapi berusaha sekuat tenaga untuk memajukan dan mengembalikan nilai-nilai luhur yang sempat pudar dan terkubur. Padang, 22-27 Juni 2009 adalah hari yang akan menjadi sejarah lahirnya generasi-generasi harapan itu. Dengan satu tekad yang bulat untuk melanjutkan tongkat estafet ini dan membawanya lari ke tujuan yang kita harapkan. Kerja kongkret tersebut akan kami wujudkan dengan satu misi yang jelas. Do more talk less. Dengan lebih menunjukan aksi dari pada teori-teori. Tidak pula dengan beragam aksi, tapi hanya dengan satu aksi nyata yang kan satukan kita menuju tujuan tertinggi.
mantap, semoga ilmu nya bisa diaplikasikan...
BalasHapussalam mahasiswa...
(mandumna.blogspot.com)