Selasa, 29 Juni 2010

Bus Kota



Bus kota kampus - pasar raya melaju dengan kecepatan rata-rata. Bus ini bergerak dari pasar baru menuju pasar raya dan akan kembali ke pasar baru lagi. Biasa, didalam bus kota, aku merasakan suasana khas bus kota, dengan asap rokok yang entah dari sopir atau kerneknya dan berkemungkinan besar juga dari penompang yang sedang mojok di sudut bus. Ditambah lagi dengan dentuman musik khas bus kota yang bass-nya begitu terasa sehingga beresonansi dengan perikardium kita.

Alhamdulillah aku duduk di dekat pintu masuk. Memilih di dekat jendela supaya bisa kena AC (Angin Cepoi-cepoi, maaf plesetan). Musik yang lumayan melow menjadi latar belakang perjalananku kali ini. Banyak hal yang kulihat disepanjang perjalanan. Mulai dari anak SMP yang udah merokok, ngak cuma 1 atau 2 orang tapi ini ada beberapa orang dan berkelompok. Angkot-angkot yang berebut penompang dan saling menyalip bahkan dengan bus kota sendiri. Asap rokok masih bersiliweran di dalam bus kota. Jujur saja, aku paling benci dengan rokok dan asap rokok. Asap rokok membuatku batuk dan sesak napas. Masih ada tanda tanya besar dikepala ku, kenapa orang mau merokok? Yang kulihat dari sisi Ke-“aku”-an ku, nggak ada satu pun manfaat yang dapat kita dapat, bahkan kalau ditilik dari sisi kedokteran, malah rokok adalah faktor resiko untuk beberapa macam penyakit berbahaya yang banyak merengut nyawa, seperti penyakit jantung koroner. Oke, banyak sekali pembenaran-pembenaran yang dilontarkan oleh perokok ketika aku bertanya kenapa mereka merokok. Mulai dari “suka-suka gue”, “awalnya coba-coba” sampai ada yang bilang “kalau nggak ada rokok nggak bisa mikir dan ada aja yang rasanya kurang”. Waduh, gawat kan. Ada juga yang bilang, “kenapa lo yang sibuk? Yang ngerokok gue, beli rokok pake uang gue? Ruginya ama elo apa?” Eh, nggak nyadar ya, asap rokoknya itu loh yang kemana-mana. Tau nggak, menurut penelitian, perokok pasif (orang yang hanya kenak asap rokok orang yang merokok) memiliki resiko yang sama dengan perokok aktif. Karena itu, hal ini jadi urusan gue. Nggak masalah kalau elo mau ngerokok menyendiri di tempat sepi, rokoknya elo beli sendiri, pake uang elo sendiri dan asapnya elo hirup sendiri. Lah ini, para perokok ngerokoknya di tempat umum, di atas angkot yang udah sumpek dan sempit plus asap rokok lagi. Bahkan ketika gue ke bandara, ada yang merokok di ruangan ber-AC. Nggak tau deh, entah mau nangis atau ketawa, entah yang ngerokok orang terlalu “hebat” atau orang terlalu “bodoh”. Oke, gue juga udah bilang tentang masalah kesehatan, tapi malah dijawab “emang ada gitu orang yang mati gara-gara rokok?” Kalau yang di tanya mati gara-gara rokok mah banyak, tapi kalau ngerokok lalu tiba-tiba mati, emang nggak ada. Minum racun aja kalau gitu. Ya itulah ilustrasi percakapanku dengan perokok.

Kita semua tau, bahkan perokok pun tau kalau banyak sekali zat-zat yang berbahaya yang terkandung dalam rokok atau pun asap rokok, salah satunya nikotin. Dan akibat nikotin inilah kebanyakkan para perokok sulit untuk menghentikan kebiasaan merokoknya, karena mereka sudah kecanduan. Ada yang pernah bilang, “sebenarnya untuk tidak merokok itu mudah dan gue pun mau sebenarnya tidak merokok, tapi untuk berhenti itu sulit, soalnya kalau nggak ngerokok rasanya ada yang hilang gitu….”. Miris memang. Jadi bagi kamu-kamu yang tidak merokok, jangan pernah coba-coba merokok. Dan bagi kamu-kamu yang sudah menjadi perokok, cepatlah berhenti merokok dengan alasan apapun. Karena jangan sampai kamu menyesal dengan perbuatanmu sendiri dan sayangilah kesehatanmu. Bantulah orang-orang yang ingin berhenti merokok. Sebenarnya tak ada kata MENGURANGI merokok yang ada hanya STOP merokok.

Waduh, udah ngalur ngidul kemasalah rokok nih. Padahal tadinya aku mau cerita tentang Bus kota dan pengalamanku dengan bus kota. Oke, kita sambung kapan-kapan aja ya masalah Bus Kotanya. Maaf kalau ada kata-kata yang menyinggung pihak-pihak yang terkait. Karena kesalahan itu datangnya dari saya seorang manusia biasa dan kebenaran yang saya sampaikan adalah dari Allah SWT, tuhan semesta alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar