Selasa, 22 Juni 2010

Speechless



LAGI-LAGI…. LAGI-LAGI….

Hatiku teriris, sakit namun tak berdarah.

Ikhlaskan dan lupakan. Anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa.

Tersenyumlah. Mudah-mudahan dapat menggugurkan dosa-dosa. Amien…

Jangan pernah balas keburukan itu dengan keburukan yang sama, tapi balaslah dengan kebaikan.

Dan jangan pernah sekali-kali membalas kebaikan itu dengan kejahatan, tapi balaslah dengan kebaikan bahkan yang lebih baik dari pada itu.

Qs. An Nissa’[4]: 86
  
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.

Ya, setiap kita dicipakan berbeda. Dan kita pun mengakui perbedaan itu. Anatomi berbeda, fisiologi berbeda, sifat berbeda, sikap berbeda, pendapat berbeda, kebiasaan berbeda, kesukaan berbeda, minat berbeda dan banyak lagi perbedaan-perbedaan  di antara kita. Tapi kenapa kita harus membesar-besarkan perbedaan, kalau kita punya persamaan. Perbedaan itu unik dan menarik, karena perbedaanlah yang membuat kita dinamis, hidup optimis dan penuh warna. Namun jangan sampai perbedaan itu membuat kita tercerai berai dan saling menyalahkan.

Jangan biarkan perbedaan “memperbudak” kita. Seharusnya, kitalah yang “memanfaatkan” perbedaan tersebut, sehingga tercipta suatu harmoni yang indah, yang sedap untuk didengarkan dan indah untuk dilihat. Karena suatu alunan musik yang indah, berasal dari nada-nada yang berbeda, bukan nada-nada yang sama dan monoton. Hasilnya, tergantung kita bagaimana cara menyatukan perbedaan nada itu. Merdu atau cemprengkah hasilnya.

Sekali lagi, dari hati yang telah kembali tersenyum, cobalah untuk memperlakukan orang lain seperti apa kita hendak diperlakukan oleh orang lain. Maka lakukanlah yang terbaik, jangan lagi buat hatinya teriris, sakit namun tak berdarah, karena tak ada satu orang dokter pun yang bisa mengobatinya.

Maaf lahir batin… ^_^


(dalam harapan yang dalam – karena “harapan itu masih ada”)

3 komentar: