Jumat, 04 Desember 2009
MENANGIS….
Ya…., ini waktu ku untuk menangis. Aku tak bisa lagi berpura-pura tegar seperti ini. Pahamilah saudaraku, aku ini rapuh. Aku bukan bermaksud untuk selalu dipahami, tapi hanya memintamu untuk meluangkan waktu, sedikit saja……., untuk bisa mengerti bagaimana aku sebenarnya.
Mungkin kau selalu menganggapku tegar, tanpa masalah dan selalu ceria. Tau kah kau, aku sekarang hanya ingin menangis. Menangis….mengangis…. dan menangis…. Bolehkan kau memberiku waktu untuk menangis, saudaraku. Amanah ini begitu terasa berat dipundakku, atau apakah aku yang terlalu manja untuk memikul amanah ringan ini???
Bulir-bulir air mata itu dengan spontan membanjiri pipiku, tanpa komando dia telah membuat alur-alur anak sungai yang tak terbendung. Ya, biarkanlah sebentar mata itu berair. Agar dia sadar akan penciptaannya. Agar dia sadar tentang siapa dia sebenarnya. Agar dia sadar akan kebesaran Sang Pencipta dan kebenaran janji-janji Nya.
Maka, biarkanlah aku menangis….
Dan aku pun akan membiarkan mu menangis dan selalu setia untuk menyeka air matamu…
Teruntuk, Saudara-saudaraku seiman….
Pelajaran hari ini:
Cobalah pahami saudara mu, jangan selalu menuntut untuk dipahami.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Artikel terjemahan dari website American Pregnancy Association Artikel asli : http://americanpregnancy.org/pregnancy-health/x-rays-dur...
-
Huah..... udah lama nggak pratikum anatomi. Sekarang adalah pratikum anatomi yang pertama di blok 15 ini. Aroma khas yang menyengat udah te...
-
Assalamualaikum Wr. Wb. Hai ibu-ibu muda cantik, pintar nan sholehah... Gimana kabarnya nih? Masih stres dengan urusan berat badan? P...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar