Kamis, 21 Januari 2010

FORMALIN -_-


Huah..... udah lama nggak pratikum anatomi. Sekarang adalah pratikum anatomi yang pertama di blok 15 ini. Aroma khas yang menyengat udah tercium sejak aku melangkahkan kaki memasuki laboratorium anatomi ini.

Waduh, lagi-lagi formalin ini menyakiti hidungku. Benar-benar suatu aroma yang tidak enak bercampur dengan bau kadaver-kadaver yang entah udah berapa lama nginap disana. Ok, pertama formalin itu cuma menyakiti hidungku, sekarang ia menggerogoti mata dan tenggorokanku. Aduh.... rasanya dulu nggak kayak gini banget deh (sambil nangis, ops, bukan... air mata yang keluar karena kekejaman dan kekerasan formalin). Tidak sampai 15 menit didalam ruangan penuh aroma formalin ini, aku udah nggak tahan lagi. Hidungku serasa terjepit, tenggorokanku seperti dicekat dan mataku selalu mengeluarkan air. Benar-benar perih. Lebih perih dari pada mengiris bawang merah.

Disepanjang pratikum, tak bosan-bosannya mataku mengeluarkan air, eh ujung-ujungnya hidungku mengompensasi air yang dikeluarkan mataku atau malah mataku mengoper air yang itu ke hidung melalui duktus nasolakrimalis, nggak tau lah, yang penting sekarang dua-duanya berair.

Mungkin semua kadaver disini baru dimandiin dengan formalin, bau nya itu benar-benar pekat dan menyengat, seperti bau kadaver baru, maksudnya baru mandi dengan formalin.

Terpaksa, disepanjang pratikum akupun mengompensasi diriku dengan menghapus air mata berulang kali. Sekali-kali menutup mata. Duduk. Jongkok. Serta keluar untuk menghirup udara segar.

Katanya sih, sebaiknya kalau mau pratikum anatomi pakai google dan masker supaya lebih aman. Tanya kenapa??? Karena formalin merupakan zat yang keras banget. Tapi entah mengapa kita pratikumnya nggak pake apa-apa. Boro-boro masker ama google, aku malah megang-mengang kadavernya pake tanganku, PAKE TANGAN LANGSUNG. Emang sih, ini bukan pertama kalinya aku megang kadaver dengan tangan langsung, tapi efeknya nggak segini parah. Efeknya saat itu adalah:
1.hanya meninggalkan bau yang kurang mengenakkan di tanganku
2.membuat mataku sedikit perih, tapi setelah beberapa menit nggak kerasa lagi, kembali kepada keadaan semula
3.keriput-keriput pada tanganku hanya bertahan 1 hari, setalah itu nggak ada masalah lagi.

Tapi sekarang............ Efeknya sangat dasyat. Tanganku tetap keriput-keriput sampai 1 minggu setelah pratikum. Benar-benar suatu keadaan yang membuatku tidak nyaman. Nih lihat photonya.......



Gimana??? mengerikan kan???
Kebayang nggak gimana bentuk organ dalam kita jika terkena formalin???
Tangan ku diatas, udah ku cuci ampe bersih dan kejadiannya tetap seperti itu, BERBAHAYA....
Apalagi kalau organ dalam kita seperti lambung, usus dll berkontak terus menerus dengan fomalin, bisa dibayangkan gimana rusaknya organ dalam kita?

Oke, disini aku hanya ingin menyampaikan betapa berbahayanya formalin. Jangan sampai zat yang berbahaya ini disalah gunakan untuk hal-hal yang tidak sepatutnya. Seperti mencampurnya dengan bahan makanan sebagai bahan pengawet dan agar makanan terlihat bagus, sehingga biaya produksi bisa ditekan dan biaya penjualan jadi meningkat. Yang akumulasi akhirnya in come meningkat. Nauzubillah minzalik.........

Oke, ini ada ulasan singkat tentang formalin yang saya unduh dari http://www.indosiar.com/ragam . Silahkan baca dan ambil manfaatnya..............

Formalin sendiri sebenarnya merupakan salah satu zat disinfektan efektif yang digunakan produsen obat serangga untuk membunuh kuman dan bakteri. Karena kekhasannya itu, bahkan dipergunakan kepada mayat untuk tujuan mengawetkan oleh kebanyakan manusia.
Formalin berasal dari larutan formaldehid (Nama dagang formalin) yang dicampur air dengan perbandingan kadar 30-40 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram.
Metanol yang yang terkandung, berfungsi sebagai stabilisator, mempunyai cara yang unik dalam sifatnya sebagai isinfektan. Formaldehida membunuh bakteri dengan membuat jaringan dalam bakteri dehidrasi (kekurangan air), sehingga sel bakteri akan ke-ring dan membentuk lapisan baru di permukaan.
Itu artinya, tidak saja membunuh bakteri, formalin juga membentuk lapisan baru yang melindungi lapisan di bawahnya, supaya tahan terhadap serangan bakteri lain. Bila disinfektan lainnya, seperti tetracycline, amikacin, baytril, mendeaktifasikan serangan bakteri dengan cara membunuh dan tidak bereaksi dengan bahan yang dilindungi, maka formaldehida akan bereaksi secara kimiawi dan tetap ada di dalam materi tersebut untuk melindungi dari serangan berikutnya.
Produk Berformalin
Keberadaan formaldehida sendiri kemudian di ditemukan dalam berbagai macam produk. Formaldehida juga ditemukan pada asap rokok dan udara yang tercemar asap kendaraan bermotor. Selain itu bisa didapat juga pada produk-produk termasuk antiseptik, obat, cairan pencuci piring, pelembut cucian, perawatan sepatu, pembersih karpet, dan bahan adhesif. Formaldehida juga ada dalam kayu lapis terutama bila masih baru. Kadar formaldehida akan turun seiring berjalannya waktu.
Secara natural formaldehida sudah terkandung dalam bahan makanan mentah dalam kisaran 1 mg per kg hingga 90 mg per kg. Selain dikenal sebagai formalin, nama dagang formaldehida sendiri sangat beragam, di antaranya ivalon, quaternium-15, lysoform, formalith, BVF, metylene oxide, morbicid, formol, superlsoform dan lain-lain. Sementara quaternium-15 bisa ditemukan di hampir semua jenis produk perawatan.
Sebut saja sampoo bayi, deodoran, parfum, cat rambut, ciran penyegar mulut dan pasta gigi. Jadi jangan heran bila formalin merupakan bahan yang biasa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Sekarang, sejauh mana kadar toleransi pemakaian bahan kimia untuk berbagai produk, terutama produk kebutuhan rumah tangga?
Suatu bahan kimia dikatakan beracun bila berada di atas ambang batas yang diperbolehkan. American Conference of Governmental and Industrial Hygienists (ACGIH) menetapkan ambang batas (Threshold Limit Value/TLV) untuk formaldehida adalah 0,4 ppm. Sementara National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) merekomendasikan paparan limit untuk para pekerja adalah 0,016 ppm selama periode 8 jam, sedangkan untuk 15 menit 0,1 ppm.
Dalam International Programme on Chemical Safety (IPCS) disebutkan bahwa batas toleransi formaldehida yang dapat diterima tubuh dalam bentuk air minum adalah 0,1 mg per liter atau dalam satu hari asupan yang dibolehkan adalah 0,2 mg.
Sementara formalin yang boleh masuk ke tubuh dalam bentuk makanan untuk orang dewasa hanya 1,5 mg hingga 14 mg per hari.
Hampir semua jaringan di tubuh mempunyai kemampuan untuk memecah dan memetabolisme formaldehida. Salah satunya membentuk asam format dan dikeluarkan melalui urine. Formaldehida dapat dikeluarkan sebagai CO2 dari dalam tubuh. Tubuh juga diperkirakan bisa memetabolisme formaldehida bereaksi dengan DNA atau protein untuk membentuk molekul yang lebih besar sebagai bahan tambahan DNA atau protein tubuh.
Formaldehida tidak disimpan dalam jaringan lemak. NIOSH menyatakan formaldehida berbahaya bagi kesehatan jika kadarnya mencapai 20 ppm. Sedangkan dalam Material Safety Data Sheet (MSDS), formaldehida dicurigai memiliki sifat menjurus kepada pembentukan sel kanker.
Ambang Batas
Kali ini BPOM melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan manisan plum. Sedangkan pasta gigi merk Maxam asal Cina selain mengandung formalin juga mengandung bahan diethylene glycol.
Merujuk kepada peraturan menteri kesehatan no 722/Menkes /IX/1988 tanggal 22 September 1998, yang menyebut formalin termasuk bahan pengawet yang dilarang. Suatu bahan kimia dikatakan beracun bila berada di atas ambang batas yang diperbolehkan.
American Conference of Governmental and Industrial Hygienists (ACGIH) menetapkan ambang batas untuk formalin adalah 0,4 ppm. Sementara National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) merekomendasikan paparan limit untuk para pekerja adalah 0,016 ppm selama periode delapan jam, sedangkan untuk 15 menit adalah 0,1 ppm.
Dalam International Programme on Chemical Safety (IPCS) disebutkan bahwa batas toleransi formalin yang dapat diterima tubuh dalam bentuk air minum adalah 0,1 mg per liter atau dalam satu hari asupan yang dibolehkan adalah 0,2 mg.
Berdasarkan informasi ini, sebaiknya Badan Pengawasan Obat dan Makanan menetapkan nilai ambang batas yang jelas, dan menjelaskan ke masyarakat mengenai kandungan formalin yang berbahaya bagi kesehatan. Bukan menarik barang dari perederan untuk muncul di kemudian hari.
Selain itu, perlu cara mendidik produsen atau pedagang mengenai tingkat bahaya dan risiko yang dihadapi. Dengan demikian masyarakat tidak panik dan menolak semua bahan yang diperkirakan mengandung formalin.
Sebab formalin secara alamiah sudah ada di alam. Dan formalin menjadi berbahaya tidak saja ketika bercampur makanan, tetapi juga dalam udara dan masuk melalui pernapasan maupun kulit manusia.

1 komentar:

  1. asslmualaikum ukhti... trimaks buat infonya ya...
    saya mau bertanya sdikit ni ukhti, saya pun mengalami hal yang sama pa yang pernah ukhti alami sblumnya.. tangan saya saat ni terkena formalin, persis sama kyak ukhti alami tangan saya jadi licin, trus klau terkena air sdikit jha lngsng keriput kyak orng lg kedinginan gtu... naah skrng bgmna cara solusinya ukhti untuk mengatasinya...??
    trimaks bnyak sblum dan sesudahnya ukhti....^_^

    BalasHapus