Senin, 25 Januari 2010

Inalillahi wa Inailaihi rojiun...


 
Astafirullah'alazim....
Astafirullah'alazim....
Astafirullah'alazim....

Kabar itu, bagai petir di telingaku.
Suatu berita BESAR yang tak kusangka-sangka.
Sore itu, sore menjelang magrib itu, adalah hari yang paling mendebarkanku.


Dari pagi sampai menjelang zhuhur, semua berjalan dengan NORMAL. Aku menikmati keadaan ini dan mengikuti alur acara ini. Pertanyaan demi pertanyaan pun di lontarkan. Dengan tenang (mungkin nggak semuanya) presidium menjawab pertanyaan itu satu persatu. Tak hanya pertanyaan, saran yang membangun pun tak sedikit yang terlontar dari buah pikiran beberapa peserta sidang. Subhanallah...........

Alhamdulillah LPJ diterima........
Tampak sekali kelegaan di wajah masing-masing presidium. Ya, tapi kita harus selalu ingat itu masih pertanggung jawaban di dunia, masih ada pertanggung jawaban yang paling adil dan paling ketat yaitu pertanggung jawaban di mata Allah. Pada hari itu, satu persatu video-video hidup kita akan di putar ulang tanpa kecacatan sedikit pun.........

Sebelum break sholat zhuhur, sidang komisi sudah berlangsung beberapa jam. Dan aku sendiri di amanahkan untuk duduk di komisi IV, membahas masalah REKOMENDASI. Di tengah rapat, aku teringgat bahwa aku belum minum obat, lalu aku langsung minta izin untuk minum obat (tapi alasan minta izinnya nggak aku bilang, cuma minta izin aja pada pimpinan rapat yang waktu itu adalah bang Deny).

Saat break sholat zhuhur, aku pulang. Soalnya, takut nggak ada air di mesjid kampus. Dan tiba-tiba kepala ku sakit. Kayaknya migran. Soalnya, sakitnya berdenyut-denyut gitu. Aku pun nggak bisa beraktivitas dengan baik. Aku cuma terkapar di kamar ku dengan menahan sakit. Lama kelamaan sakitnya menjalar ke mata dan gigi ku. Aku nggak tau apa penyebabnya. Setahu ku, kalau yang sakit di daerah sekitar mata, biasanya adalah cluster headache.

Kak Adik menelpon ku untuk segera kembali ke GH, tapi aku nggak sanggup. Kepala ku sakit sekali dan sekarang kayaknya aku butuh istirahat (tidur). Setelah itu, aku nggak tau apa yang terjadi pada ku. Saat aku terbangun dengan masih menggunakan mukena lengkap dan berbaring di atas sajadah, saat itu jam dinding ku yang cepat 40 menit menunjukkan pukul 17.00. Aku tersentak, buru-buru bangun dan wudu' untuk sholat ashar. Alhamdulillah sakit kepala ku dah mendingan.

Jam 17.30, kak Ran nelpon. Kalau aku udah mendingan, sebaiknya kembali ke GH karena sekarang udah masuk sesi pemilihan formatur. Ku paksakan tubuh ini. Syukur ku ucapkan karena sakit kepala yang cukup menyiksa tadi sudah perlahan-lahan pergi meninggalkan ku.

Dan sekarang, tepat pukul 18.00 (di jam GH), aku sangat gemetar. Aku benar-benar gemetar. Mungkin lebih gemetar dari pada saat-saat aku ingin mengikuti sebuah perlombaan. Mulut ku kaku tak bisa berkata-kata. Untaian kata-kata itu membuatku terperanjat. Berbagai pemikiran berkelebat di benak ku.

Apakah aku bisa?
Apakah pundak ini mampu untuk menopangnya?
Apakah diri ini kuat menerima amanah ini?

Akhirnya, setelah lama aku termenung dan berusaha mencerna perkataan-perkataan benak ku sendiri, air mata itu mulai mengalir. Sadar akan kelemahan diri. Sadar akan kekurangan diri. Tapi, inilah yang harus ku jalani. Yakinlah, sesuatu itu telah terencana tak ada yang kebetulan dan di balik ini semua ada zat yang paling mengetahui, Allah SWT yang telah mengaturnya.

Saudaraku, ini amanah yang besar. Punya harapan Besar. Dengan resiko yang besar. Jadi, sedikanlah waktu yang besar untuk amanh ini. Dia butuh jiwa-jiwa besar dan umat-umat yang besar. Maka tak kan mungkin rasanya, organisasi ini akan berjalan sesuai dengan akhi/ukhti harapkan jikalau hanya kami saja yang di sini. Kehadiran dan sokongan akhi/ukhti sekalianlah yang sangat di butuhkan saat ini. Mari kita bersama-sama mewujudkan impian-impian dan harapan kita. Takbir.........

ALLAHU AKBAR................


ALLAHU AKBAR................


ALLAHU AKBAR................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar