Jumat, 26 Maret 2010

PUNDI HATI


Lagi-lagi aku mendengar percakapan seperti itu, dengan dialek seperti itu dan cara bicara seperti itu. Dasar… Uh…. Aku benci. Ku rasa hal itu sudah pergi jauh dari ku. Meninggalkan hari-hari yang tlah berlalu. Kenangan itu pahit bagiku. Saat-saat dimana aku hilangkan kendaliku. Ingin ku bungkus alveolus-alveolus hati ini, hingga tak ada sedikitpun selaput pleura yang robek.

Sepertinya pundi-pundi hati ini akan segera hancur. Berserakan bak kelereng. Bergulir kian kemari. Kutak mau, jika orang bisa bebas untuk memungut pundi itu. Karena pundi itu tak bisa dimiliki oleh sembarangan orang.

Saat ku jalan melangkah gontai. Kata-kata itu pun berusaha untuk mengerogoti pleura ku. Hatiku mulai berteriak sendiri, melawan kata itu. TIDAK…TIDAK… AKU BENCI… AKU BENCI… Aku benar-benar benci dengan semua itu. Maafkan aku. Sebenarnya, kata itu, percakapan itu, dialek itu, ucapan itu, membuatku membenci diriku sendiri. Mengungkit kenangan lama yang tak seharusnya kembali.

Aku berlagak tenang saat kata-kata itu ku dengar, saat percakapan itu ku dengar, saat dialek itu ku dengar. Padahal aku merasakan sakitnya, rasa bersalah yang sangat dan penyesalan yang sangat.

Kembali hayalanku melayang. Yang membuatku termenung sejenak dan mulai berpikir. Bahkan sampai berdebat sendiri dengan pikiranku. Dan tak urung pula, tanpa sadar kata-kata itu keluar dari mulut ku. Kata-kata penyesalan, ungkapan kekecewaanku.

Ku kira hal ini tlah berakhir padaku. Aku senang, aku tenang, aku tentram. Tapi aku salah, hal ini tidak akan pernah berakhir padaku, tidak juga pada mu dan pada semua insan di bumi ini. Mungkin dia akan hilang sebentar dan akan muncul lagi, hilang lagi dan muncul lagi. Apa yang harus ku lakukan, saat kemunculannya tiba-tiba. Ah, kemunculannya selalu tiba-tiba, bahkan sangat mendadak. Membuatku gamang dan tak tentu arah.

Akankah pundi-pundi hati ini akan bocor lagi? Ku harap tidak. Karena ku punya pengalaman yang kan ku jadikan pelajaran. Karena sebodoh-bodoh orang, dia tidak akan jatuh ke lubang yang sama. Tapi aku memang bodoh dalam hal ini. Kamu pun begitu. Bahkan semua orang. Semua orang akan terjatuh pada tempat yang sama karena hal ini.

Sekali lagi, aku BENCI. Tapi cukupkah dengan benci? TIDAK. Aku harus introspeksi diri. Kenapa? Karena aku manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar