Ketika ku baca sebuah cerita, aku teringat akan seorang lelaki yang penuh cinta kepada ku. Yang mengorbankan hari-harinya demiku. Yang selalu bermandikan keringat untuk melihatku tersenyum. Dialah ayahku….
Walau lelah, walau saat azan berkumandang dia telah beranjak dari tempat tidurnya, semangatnya tak pernah luntur. Selama lebih dari 15 tahun dia mengantarkan kami ke sekolah, lalu menjemput kami ketika pulangnya. Mengantarkan es mambo ke sekolah-sekolah. Begitu besar dan beratnya perjuangan beliau. Ya, allah…. Aku mencintainya, ampunilah dosanya ya Allah. Sayangilah dirinya sebagai mana dirinya menyayangi ku sejak ku kecil. Bahagiakanlah dia di dunia dan di akhirat. Dan kumpulkanlah kami kembali di surgaMu ya Allah. Amin…
Dalam cerita itu, digambarkan seorang ibu yang mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan anaknya. Aku ingat ibu ku ya Allah. Dia juga mempertaruhkan nyawanya demi ku. Mengasuhku sejak kecil. Menyuapiku. Menyisir rambut ku. Mengusap kepalaku dengan lembut. Bahkan ia mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri. Dia lebih mementingkan anak-anaknya. Aku tak pernah di suruhnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah saat aku menghafal untuk ujian. Malah menyediakan semua yang ku butuhkan. Memberiku sokongan, walaupun perkataan-perkataan orang di luar membuatku down. Dia selalu mendengar keluh kesah ku. Mendoakan ku di setiap sujud-sujudnya. Aku mencintaimu ibu… semoga Allah menghapus semua dosa mu, memberikan cintaNya padamu dan menempatkan mu di hatiNya. Mudah-mudahan kita dikumpulkan kembali di surgaNya, hidup abadi selamanya. Amin….
Sekarang, aku duduk sendiri. Di sebuah ruangan 4x6. Hanya ditemani desiran kipas angin dan sebuah laptop mungil. Tapi aku bahagia karena aku memiliki cinta…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar